Indonesia merupakan pasar besar bagi industri telekomunikasi seluler. Jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia terus berkembang. Tidak hanya pengguna untuk layanan percakapan (voice) dan pengiriman pesan singkat atau SMS, pengguna smartphone pun tumbuh pesat. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi serta kebutuhan layanan data. Berdasarkan hal tersebut, pemakaian pulsa juga ikut berkembang. Bagaimana cara sistem tarif pulsa bekerja? Melalui artikel ini kamu akan menemukan caranya. Yuk, langsung simak saja!
Cara Memahami Sistem Tarif dan Penggunaan Pulsa
Pulsa saat ini masih menjadi medium untuk mempermudah komunikasi jarak jauh. Bentuknya yang tak berwujud tersebut membuat sebagian orang mencari tahu pulsa terbuat dari apa. Pulsa itu sendiri merupakan satuan unit yang digunakan oleh penyedia layanan telekomunikasi seluler yang di awal kemunculannya digunakan sebagai medium untuk menghitung satuan layanan komunikasi berbasis telepon dan pesan singkat. Ada istilah khusus mengenai penggunaan pulsa yang berkembang di masyarakat yakni pulsa prabayar dan pulsa pascabayar.
Saat mengisi ulang pulsa prabayar, setiap orang akan menemukan besaran saldo dalam bentuk nominal sesuai dengan harga yang dibayarkan. Sementara pada pulsa pascabayar, pengguna bisa membayar tagihan setelah penggunaan layanan dalam periode tertentu. Nominal angka yang muncul saat melakukan pengisian ulang pulsa adalah informasi yang disediakan oleh penyedia layanan telekomunikasi. Hal itu meliputi besaran layanan yang dapat diakses oleh konsumen. Melalui angka itulah setiap orang dapat mengetahui batas pemberlakuan layanan seiring dengan jumlah nominal yang tersisa. Dengan begitu, mereka bisa segera melakukan isi ulang pulsa setelah nominalnya berjumlah sedikit atau bahkan sudah tak bersisa. Sebab itu, dapat disimpulkan bahwa pulsa adalah data berbentuk sinyal elektronik dan tak berwujud secara fisik.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan biaya pulsa menjadi mahal. Salah satunya yaitu sistem roaming yang menyebabkan pengguna ponsel harus membayar setiap panggilan masuk. Selain itu, ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai dan jaringan telepon yang tidak bagus bisa menjadi penyebabnya juga. Mahalnya biaya pulsa dipicu oleh tingginya tarif interkoneksi atau off-net, dimana ini kondisi beban biaya yang harus dibayarkan oleh satu operator ke operator lain saat pelanggan melakukan sambungan telepon ke nomor lain di jaringan operator berbeda. Sebab itu, tidak heran jika pelanggan kurang aktif dalam melakukan komunikasi percakapan ke pelanggan lain yang menggunakan nomor dari operator berbeda. Sejumlah provider telepon lokal berargumen bahwa harga yang dibayar pengguna ponsel terkandung berbagai beban biaya seperti biaya promosi, biaya produksi, biaya distribusi, interkoneksi, dan biaya-biaya lainnya. Hal tersebut menjadikan penurunan harga pulsa yang harus mempertimbangkan banyak hal. Pihak provider sah saja berargumen seperti itu, namun faktanya jumlah pengguna ponsel di Indonesia masih terus bertumbuh. Jadi, desakan agar biaya pulsa masih bisa diturunkan dari saat ini tidaklah berlebihan. Dengan jumlah pelanggan yang kian bertambah, provider masih bisa meningkatkan volume penjualan yang artinya bahwa operator masih bisa menikmati untung meski tarif pulsa diturunkan.
Sementara untuk kuota data sendiri yang dibeli menggunakan pulsa, ada pemahaman yang perlu diketahui. Melalui media cetak dan elektronik, provider berusaha membujuk dengan kalimat yang umum yakni “kuota data internet”. Sangat disayangkan bahwa banyak konsumen yang tidak memperhatikan ada bagian lain yang juga tertulis di dalam promo provider yaitu “Syarat dan ketentuan berlaku”. Misalnya ada promo Rp29,900 paket internet kuota 3GB. Coba perhatikan lagi! Ternyata kuota 3GB tersebut memiliki syarat dan ketentuan yang tidak anda ketahui, seperti:
- Kuota data yang bisa dipakai 24 jam hanya 0.6GB
- Sisa 2.4GB hanya bisa dipakai jam 00:00 sampai jam 06:00
Dari kondisi itulah sudah bisa dipastikan dengan adanya pembagian waktu yang tidak seimbang akan menyebabkan kuota yang kamu beli tidak cukup digunakan dalam jangka waktu satu bulan sehingga mau tidak mau kamu harus membeli paket yang baru. Dan jika kamu menemukan dua operator, misalnya operator X dan Y, memberikan penawaran dengan harga sama yaitu Rp.25.000:
- Paket internet operator X : Kuota 4GB (dengan pembagian jam)
- Paket internet operator Y: Kuota 2.5GB (dapat dipakai 24 Jam)
Maka disarankan kamu memilih paket internet dari operator Y. Kenapa? Karena paket dari operator Y bisa digunakan selama 24 jam dan harganya lebih murah dibandingkan dengan operator X, meskipun jumlah kuota yang ditawarkan lebih kecil. Kalau kamu memilih operator X, ada kemungkinan kamu “terpaksa” membeli lagi paket data baru seperti yang dibahas sebelumnya.
Itulah artikel mengenai cara memahami sistem tarif pulsa dan kuota data beserta dengan cara menggunakannya. Jika informasinya bermanfaat, tentu orang lain juga akan merasakan manfaatnya, karena itu jangan lupa share melalui media sosial yang kamu punya, ya! Kunjungi situs Jalur Pulsa untuk artikel menarik lainnya yang bisa kamu dapatkan dengan klik tautan warna biru. Terima kasih!